Muna Barat, LAWOROKU.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Barat terus memperkuat langkah-langkah terpadu untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya dengan menggelar Evaluasi Audit Kasus Stunting semester 1 yang diadakan di Ruang Rapat Bupati. Kegiatan yang menjadi bagian dari program Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Muna Barat ini, dihadiri oleh 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan dua puskesmas, yaitu Puskesmas Tondasi dan Puskesmas Kampobalano. Jumat (23/08/2024)
Dalam sambutannya, Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Darmawati, menekankan bahwa kegiatan ini merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 serta regulasi BKKBN.
“Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting pada kelompok rentan seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita, dan baduta,” ungkap Darmawati.
Pada kesempatan tersebut, dua dokter spesialis diundang sebagai pemateri. Dr. Eva, Sp.A, mengawali dengan menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi perawakan pendek akibat malnutrisi kronik, sebagaimana didefinisikan oleh WHO.
Dr. Eva bilang, saat ini prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, dan pemerintah menargetkan penurunan hingga 14%. Menurutnya, penurunan stunting membutuhkan intervensi spesifik dan sensitif, yang masing-masing terdiri dari sembilan dan empat poin strategi.
Dr. Eva juga menyoroti kasus stunting yang dialami seorang anak berusia 9 bulan di Muna Barat. Meski berat badan anak tersebut naik dari 4,2 kg pada Mei 2024 menjadi 5 kg pada Agustus 2024, kondisinya masih berada di kategori gizi buruk.
“Intervensi lebih lanjut akan dilakukan untuk mengatasi penyebab masalah tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Lathifa Nadya Indraswari, Sp.OG, membahas kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada seorang ibu hamil di wilayah Puskesmas Tondasi. Dengan lingkar lengan atas (Lila) kurang dari 23,5 cm dan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 18,5, ibu tersebut masuk dalam kategori KEK.
“Intervensi yang dilakukan mencakup pemantauan asupan makanan dan berat badan. Jika tidak ada peningkatan berat badan yang sesuai, evaluasi lanjutan dan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi akan dilakukan,” papar Dr. Lathifa.